Jumat, 07 Agustus 2015

Catatan Perjalanan Sang Arjuno 3339 Mdpl (Mencari Cinta)

 Uuuuuuuuwwww Gunung Arjuno adalah Gunung ter-GakZonk yang gue daki di tahun 2015 ini. Soalnya sebelum Arjuno gue naik Merbabu n Prau zooooonk semua (kabuuut cuuuy . . .) hamparan gunung pencakar bumi persembahan Tuhan bagi hambaNya tersaji di sekitar Gunung Arjuno ini. Paling deket kita bisa ngeliat Gunung Welirang yg masih mengidap penyakit batuk2nya (kapan sembuh si lu Welirang?) sebelah Welirang kita bisa liat Gunung Kawi n Klothok (yg Klothok masih kayaknya, lupa namanya ih) dari timur jauuh kita bisa liat panjangnya gugusan Bromo Tengger Semeru. Timur jauuuuuuh lagi mengintip pegunungan terpanjang seJatim, si mas Argopuro. Kondisi di Puncak Arjuno dengan nama Puncak Ogal Agil (mungkin namanya Ogal Agil karena di puncaknya ini sempit n bebatuan aja yg batunya bisa ogal agil –Red: goyang goyang) . 

Puncaknya yg bebatuan dan sempit

Mahakarya Tuhan untuk hambaNya



Puncak Ogal Agil 3339 mdpl




Karena Gunung Arjuno adalah termasuk gunung mati, kita bisa bersantai ria di puncaknya, gak perlu buru buru kalo mau ke puncaknya, gak kayak kalo mau naik Mahameru yg sebelum jam 10pagi kita sudah harus turun karena bahaya belerangnya. Kecuali kalo kamu memburu sunrise di puncak sih, tentu harus buru-buru ke puncaknya sebelum kesiangan kan? Haha kalo gue sih bukan Sunrise oriented, enakan mbangkong di tenda dulu dah setelah capek ndaki sebelumnya :p



Gunung Arjuno termasuk dalam gunung angker di sejarah persilatan pendakian Indonesia, dan paling angker di Provinsi Jawa Timur. Gunung ini berada di wilayah antara Malang dan Pasuruan (gue heran, kenapa sih status gunung itu selalu berada di terotorial banyak kota?) contohnya:
Gunung Arjuno: Pasuruan, Malang
Gunung Prau: Wonosobo,Magelang, kota satunya lupa
Gunung Ijen: diperebutkan sama Bondowoso & Banyuwangi
TNBTS Bromo & Semeru: Lumajang, Probolinggo, Malang
Penanggungan: Pasuruan, Mojokerto
Argopuro: Jember, Bondowoso
Kan gue bingung apdet captionnya di Instagram hehe.. soalnya misalnya; pernah aku liat ada yang ngasi caption gini: Pendakian Mahameru, TNBTS, Malang. Nah gue baca di komennya tu ada yang protes kalo itu ada di wilayah Probolinggo (jadi pusing) ah yang pasti itu semua milik Tuhan lah. >.<

Kembali lagi ke deskripsi catatan perjalanan pendakian Arjuno, untuk mencapai puncak kita harus melalui 7 pos (banyak banget). Ada 3 jalur pendakian Arjuno, via Lawang, Via Tretes, dan via Purwosari. Kalo gue sama timku kemaren via Purwosari karena jalur ini menyajikan berbagai peninggalan candi/petilasan kerajaan terdahulu (auk dah kerajaan apa, yg pasti candi n petilasan ini dibuat buat nyari nomor togel n sembahyang orang2 yang pengen nyari “ilmu). Di beberapa petilasanpun terdapat patung2 yang dibungkus kain kafan, gimana gue gak ngeriiiii >.< secara gue paling takut dg kain kafan!
Gue terangin di tiap posnya ya? Ini yang via Purwosari
Pos 1: Guo Onto Buego
Start dari pos regristasi perjalanan diawali dengan jalan masih mendatar, melewati hutan desa yang ditumbuhi pohon pinus dan kopi, perjalanan 1 jam saja dari pos regristasi hingga pos 1. Oya regristasi masuk Arjuno Rp 9000 (uda ada jaminan asuransinya) parkir Rp 5000. Di pos 1 ini terdapat camping ground  yg biasanya dijadikan pelatihan2 oleh orang2 kantoran atau pramuka. Ada sumber air di sini,

Pos 1: Guo Onto Boego


Pos 2: Tampuono
Pos pemeriksaan para pendaki, disini kita disuruh laporan lagi ada berapa orang yang akan mendaki, dan di pos ini adalah pos terakhir yang ada warungnya (hah ague ngeteh disini) harga the anget Rp2000, masih standart murah kok. Jarak dari  pos 1 ke pos 2 sekitar 1-1,5 jam dengan jalan yg masih mudah. Di pos ini sudah terdapat petilasan dan kuburannya, ada sebuah bangunan yang di dalamnya terdapat patung2 candi dan berbagai dupa yang sangat menyengat baunya, bikin pusing kepala. Mulai dari pos inilah orang-orang yang naik Arjuno selain murni mendaki gunung adalah orang-orang yang bertujuan lain, bisa untuk “sembahyang”, nyari “ilmu”, bahkan ada yg bilang nyari nomor togel -___- hadeh. Di sini juga masih ada sumber air. (Arjuno memang kaya akan sumber air kok)
Pos 2: Tampuono

Pos 3: Eyang Sakri (sudah mulai horror namanya gan)
Jarak dari pos 2 ke 3 jg dekat, bekisar 1 jam saja. Di pos ini terdapat bangunan kecil yang di dalamya terdapat patung kecil yang terdapat banyak dupa untuk sembahyang, ruangannya kecil banget, pintunya pun pendek, kalo mau masuk harus merundukkan badan dulu. Apa gak pusing ya ruangan sekecil it uterus harus nyium bau dupa?! Oya disini gak ada sumber air.
Pos 3: Eyang Sakri
Sebelum ke pos  4 kita akan disambut pos bayangan dulu, nama posnya gue gak tau namanya karena tulisannya tulisan aksara Jawa, yang pasti di pos ini uda keliatan angkernya, ada sebuah bangunan yang gapuranya ada lilitan akar2, di dalam bangunan cukup luas, terdapat banyak arca patung di dalamnya, bau dupa menyengat, dan di tembok bangunan ini terdapat gambar wayang lengkap dengan aksara Jawa yang gak bisa kubaca wwkwkkw (nilai pelajaran aksara Jawa gue jelek vroooh). Dari pos 3 ke pos bayangan ini kita sudah mulai agak terjal, terhampar pemandangan tebing dan lembah yang menyambut kita. Letak pos bayangan ini terdapat di dalam hutan yang lumayan lebat, terbukti cahaya matahari gak bisa masuk siiis bro. gak ada sumber air


Pos 4: Eyang Semar (ini juga horror vroooh, ada kain kafan di patungnya)
Nyampek di pos 4 deh.. tadaaa… uda mulai capek gue. Fyuuh.. ada tempat pemujaan di pos ini, ada patung yang dililit lilit sama kain kafan, yang konon kainnya diganti sama siapa aja yg mau ngganti, sama orang2 yang sembahyang disini sih, bukan sama para pendaki, tim gue, apalagi gueeee!!. Poto-poto disini yg ada patungnya langsung gue havus vroh dari laptopku. Gak mau nyimpen, horror sendiri gue pokoknya. Haha. Di pos ini ada penjaganya, ada bapak-bapak gonrong yang kayaknya gk pernah mandi, haha kalo turun seminggu sekali (makannya yak apa ya?) namanya gue lupa, lupain aja nama bapaknya, ngapain diingat ingat ntr menghantui kita malah. Huwooo… :D gak ada sumber air juga di sini.
Dari pos 3 sampek pos 4 jarak tempuh 2,5 jam.


Pos 5: Makhutoromo 
Di pos inilah yang biasanya dibuat para pendaki buat ngecamp sebelum ke puncak. Di pos 5 kita bisa menemui sumber air yang sudah ada krannya hehe. Pos 5 ada kompleks candi yang agak besar, ada bendera merah putihnya juga. Bisa sholat, gosok gigi, mandi, buang air di pos 5 ini. Dari pos 4 ke pos 5 cukup dekat yaitu 1-1,5 jam saja. Tapi kemaren timku memutuskan tidak ngecamp di pos ini karena kita memburu jarak tempuh yang pendek buat nyampek puncak, bayangin aja kalo ngecamp di pos 5 untuk sampai puncak kita membutuhkan waktu sekitar 8 jam! Memang masih jauh banget kawan-kawan. Bikin frustasi klo aku. Heuheu. Kita sampek di pos ini sudah waktu ashar, istirahat sejenak sekitar 1 jam dan melanjutkan perjalanan lagi, keburu malam kata kapten timku.
Candi di Pos 5

Pos 6: Candi Sepilar 

Jarak antara pos 5 ke pos 6 sangat dekat, hanya 15-20 menit sudah nyampek. Sebelum nyampek pos 6 kita akan disambut deretan tangga yang akan mengantarkan kita ke pos 6 yang juga merupakan kompleks candi yang cukup besar juga. Pos 6 ke pos 7 perlu 1 jam perjalanan.
deretan tangga menuju Pos 6
candi di Pos 6

Pos 7: Jawa Dipa / Pasar Setan
Kenapa disebut Pasar Setan??? Nah di sinilah cerita kehororan Sang Arjuno menjagat di seantero Nusantara (ceilah) konon di pos inilah bagi yang gak kuat imannya sering “ditemui” sama makhluk lain, yang kalo secara kasat mata kita gak bisa melihatnya tapi katanya dari kejauhan terdengar rame oleh suara2 kayak di pasar gitu. Di pos ini cukup uas sebenarnya, bisa untuk ngecamp, tapi tampaknya para pendaki juga enggan untuk ngecamp di sini, ya karena kehororan tadi. Timku pas di pos Jawa Dipa menunaikan Sholat jama’ magrib & isya’ mungkin karena alas an itu ya timku gak diganggu, karena setelah nyampek puncak ada rombonga dari tim lain yang nanyain apakah gak diganggu di pos 7, karena timnya katanya “diganggu”, yang awalnya rombongannya ada 9 orang kok jadi 10 orang. “istighfar” gue langsung skip nulis bagian ini deh. (gue ngetik catatan ini malam-malam vroh, jam 22.30!)
yang katanya PAsar Setan ya di sini...


Setelah selesai sholat timku nglanjutin perjalanan lagi berburu ngecamp dekat puncak, biar pas summit besok paginya gak terlalu susah n jauh. Oya di pos 7 tadi timku adalah rombongan satu-satunya yang berada di situ (ya kaaan? Gak da yg berani ngecamp di sini kok)
Perjalanan yang sangaaaaat panjang n muuueeeleeelaaahkan dari pos 7 alias pos terakhir hingga di kaki puncak tujuan akhir buat ngecamp timku. Oh Tuhan kakiku sudah sangat tidak kuat. Sudah bergetar getar, ngantuk, capek, lapar, emosi jadi satu saat itu (hehe khusus aku sih, temenku cewek satu lagi masih santai2 jalannya, ish wtf dah dia, kaki panjangnya bikin gue bête sejadi jadinya) sempet bertengkar sama dia karena akunya dah putus asa. Hehe maaf ya men… (emot nangis). Dari pos 7 sampek tempat ngecamp kami (tempat ngecamp dadakan sih, karena kakiku n kaki temenku yang cowok 1 lagi udah benar2 gak kuat) jarak tempuhnya bikin kaki gempor segempor2nya, naik teruuus nanjaaak teruuus, bonusnya Cuma dikiiit… idung gue uda ngepul asap emosi nih. Hehe. Makasi buat temen cewek satu2nya yg ada di tim ini yg selalu nyemangatin aku selama perjalan dari pos 7 sampek tempat ngecamp, meskipun dengan berbagai hinaan, cibiran, dan emosinya yg marahin aku. Heuheu mayak lu! Perjalanan melelahkan dari pos 7 ini seingatku membutuhkan waktu 5 jam! Karena kaki dah gak kuat kami akhirnya memutuskan ngecamp di tempat yg gak ideal buat ngecamp, agak miring sih, tapi biarlah, pokok gue bisa tidur, ngantuk n capek berat. Oya nyampek tempat ngecamp ini jam 23.30 malam. Besok paginya nglanjutin summit trek, berhubung gue bukan tipe sunrise oriented begitu juga temanku yang cewek, timku milih mbangkong di tenda besok paginya, heaheahea :D sholat subuh,terus tidur lagi sampek jam 06.30, waow! matahari sudah berangkat kerja men! Keluar tenda uda kuning banget.. melewatkan sunrise di gunung katanya tu sama aja cuma pindah tempat tidur, soalnya kan naik gunung biasanya berburu sunrise, ish bodo amat mah kalo gue. :p
hehe males nyari sunrise, jadinya dilamain tidur di tenda deh

Yeee setalah sarapan, siap siap muncak, krn ngecampnya di kaki puncak,kami cukup 1 jam saja uda nyampek Puncak Ogal-Agil, bayangin kalo ngecamp di pos 5 tadi, iyuh bakalan summit malam hari kayak di Rinjani dulu deh. Ooooh muales banget… perjalanan ke puncak sangat menyenangkan n keren banget meeen! Amazing studio bukan jebakan betmen! Hamparan gunung gunung tetangga menyapa. Hamparan kayak pelawangan Rinjani setia menemani langkah kaki ini. Ratusan pohon Cabtigi yang cantik siap menopang tangan kami untuk berpegangan. Aaaaak pohon cantigi di Arjuno ini besar besar. Cantiiiiik kayak namanya CANTIGi. Wkwkkwk :p

Pohon Cantigi yg cantik dengan view Bromo n Semeru
di Pelawangan Arjuno, itu.. itu Gunung Semeru
di pelawangan Arjuno kita bisa nemuin batu besar dan bersantai disitu loh.

Sampai puncak, kelelahan perjalanan selama 13 jam terbayar tuntas. Tekstur puncak Arjuno bebatuan besar yang menyempit, karena bebatuan inilah yang enak buat duduk2 dan berjemur di atas, hehehehe. Kalo bisa skip pendakian selama 13 jam tadi, aku mau kok ke Arjuno lagi. Oke masukkan list Gunung Arjuno ke dalam list gunung yg harus kamu daki sebelum kamu umur 40 tahun ya? Hehe.
Salam lestari!

bersama tim lain poto bareng di puncak wuhuuu

view Gunung Welirang, dan di bawahnya itu hamparan hutan yg keren

Tim Arjuno saya kali ini beranggotakan cuma 4 orang:
Ketua tim:   Captain Sandi Yudha, orang Sunda asli tanpa KW 1 asal Sukabumi yg gak bisa item kulitnya meski naik gunung terus >.<
Anggota:  -  Niko Maqbulyani, orang Minang Asli yg kuliah di Teknik Perkapalan ITS Surabaya
-    Dwi Rahmi, orang Jakarta yg sedang liburan di Jatim, Arjuno gunung pertamanya yang di daki di Jatim
-    Ndayu Mendayu, yang nama aslinya telah lama menghilang :p, orang Jombang asli yang bertekad menuntaskan semua gunung di Jatim sebelum umur 30











Tidak ada komentar:

Posting Komentar