Waktu menulis artikel ini saya sambil ndengerin
lagunya Michael Jackson yang judulnya ”Earth Song” mungkin sangat pas lah buat
backsound tulisan saya ini. Kalau di antara kalian pernah liat video klip
“Earth Song” mungkin kalian akan sepaham
dengan saya. Di video klip ini diceritakan tentang tangisan Si Bumi yang
hutannya dibakar, digunduli, dan banyaknya terjadi bencana alam yang semua itu
ya dilakukan sama makhluk yang namanya manusia. Jadi ingin mengulas sedikit
tentang video klip sang Raja Pop ini dulu nih. Di awal video ditunjukkan betapa
hijaunya hutan bumi kita ini, pohon menjulang tinggi, di atasnya bergelantungan
para monyet, burung-burung, lalu muncul kawanan gajah, jerapah, zebra, banteng
yang berkejaran di masing2 koloninya. Danau rerumputan masih sejuk dipandang.
Tapi semua itu tiba-tiba hilang seiring munculnya
buldoser dan alat pemotong pohon. Pohon tinggi bertumbangan berganti dengan
hamparan hutan mati yang semua pohonnya hilang dan terbakar, tinggal asap dan
asap. Ya terbakar atau DIBAKAR.
Diperlihatkan flashback Bangkai gajah mati
mengenaskan dan ada sekumpulan manusia yg berbudaya tanpa baju menangis
meratapi hutannya mengenang hutan mereka dulu yang hijau dan hidup damai
berdampingan dengan para binatang itu, mereka hanya dapat menangis saja. Di sisi lain diperlihatkan juga tentang kejahatan
akibat perang. Kalau dilihat seperti habis Perang Dunia 2 atau perang Chernobyl
yang nuklir dipaksa untuk meletus. Tank-tank berlalu lalang di tengah kota,
segerombolan keluarga ayah ibu anak-anaknya menangis dan melihat seonggok
bangkai sepeda yg rusak dan flashback sepeda itu pernah dipakai di hamparan
rerumputan yang hijau. Mereka menangisi buminya yg rusak. Rusak karena perang.
Rusak karena pembakaran dan illegal loging hutan. Semua berasap. Panas. Tanpa
sumber daya alam yg indah, terjadi kelaparan dimana-mana, penangkapan fauna
yang merajarela, lumba2 yg meronta karena terjaring, anjing laut yg dipukuli.
Mereka pun berpikir dan berteriak sambil mencakar tanah, kemana bumi mereka yg
indah dulu?? Lalu badai topanpun datang. Ah semua sudah terlambat. Bumi mereka
telah hangus.
Ya itu adalah sebagian kecil dari upaya Michael
Jackson untuk menyadarkan manusia sebelum dia mati (meski lagunya sudah lama
rilis sih sebelum dia wafat). Pesan kecil dari seorang Michael Jackson lewat
karyanya. Lalu apa upaya kita untuk menyelamatkan bumi ini? Kalau saya tentu
lewat sesuatu yang saya bisa, yaitu lewat tulisan dan foto. Di sini saya
mengumpulkan berbagai foto teman-teman saya yang bersedia untuk ikut andil dalam
aksi #IndonesiaDaruratAsap #IndonesiaTolakAsap #SaveEarth
Sudah menjadi bencana tahunan ya asap itu. Skala
internasional lagi. Internasional karena akibat dari asap itu juga dirasakan
oleh Negara tetangga kita di Malaysia, Singapura, dan Brunei. Bencana asap ini
memang terjadi di pulau Sumatera dan Kalimantan saja tapi dampaknya sangat
luas, karena asap kan dibawa sama angin, nah sampailah ke Negara tetangga kita
itu. Duh jangan salahkan angin deh, hanya orang goblok yang masih
mengkambinghitamkan angin.
Sebenarnya para Negara tetangga itu sudah capek
teriak2 ke pemerintahan kita, sudah sering loh mereka protes ke pemerintah
Indonesia, tapi tetap saja penanganan dari pemerintah kita lamban sekali. So
mereka pada akhirnya memilih untuk bertahan. Saya menemukan sebuah tulisan dari
penulis favorit saya, sebuah kritik dan keprihatinan. Ceritanya dia (penulis
favorit saya) sedang berkunjung ke Singapur, dia menyaksikan sendiri seluruh
Singapur terkungkung asap, bayangkan Negara pulau sekecil itu kalo sudah dikepung
asap, mau kemana coba? Bandingkan dengan Sumatera dan Kalimantan (yaa jangan
dibandingkan sih). Singapur yg terkenal Negara sangat maju di Asia Tenggara
disana ada semacam alat pengukur sehat tidaknya kadar udara. Jika dijabarkan:
0-50 berarti Good;
51-100 berarti moderate;
101-200 itu sudah unhealthy;
201-300 very unhealthy;
dan
di atas 300 adalah dangerous alias berbahaya untuk pernafasan.
Dan keadaan udara Singapur saat ini pecah rekor ke
angka 314 PSI (Indeks polutan udara) . kalian tau berapa indeks polutan udara di Sumatera & Kalimantan?
Sudah mendekati angka 1000 alias super
crazy dangerous. Huuuft.. sudah banyak yg terkena ISPA tuh saya liat di TV
dan berita lainnya.
Warga Singapura sudah capek marah-marah ke Negara
kita. Sudah bosen juga. Saat penulis favorit saya berkunjung ke Singapur, dia
mendapat pengakuan bahwa warga sana malah kasihan melihat Indonesia. Saat
pergantian rezim pemerintahan di Indonesia, mereka sangat berharap kepada
pemerintah kita untuk serius menangani bencana kebakaran ini, namun yg didapat
hanya sakit hati, protes mereka hanya ditanggapi santai sama para pejabat
tinggi kita, “Negara tetangga Indonesia harusnya bersyukur karena 11 bulan
sudah mendapat udara bersih” what?! Saya malu punya pejabat yg pendek banget pemikirannya!
Harusnya si pejabat itu tahu, Singapur yang jauhnya ratusan kilometer dari
sumber asap saja sudah terkungkung habis oleh asap, bagaimana yg letaknya
dekat? Bukannya dampaknya jauh lebih serius? Wahai para pejabat tinggi,
tengoklah rakyatmu yg sudah tak tahan menahan dada yg sesak ini, mereka juga
bosan sekolah libur terus. Ingat dong negaramu ini tidak secanggih Singapura,
mereka enak rumahnya sudah punya filter udara, masker kelas top gak kayak kita
masker aja dapat gratisan dari para relawan NGO & LSM, itu saja masker
harga seribuan. (pernah punya pengalaman jadi relawan membagikan masker
soalnya)
Negara kita selalu punya alasan dan kambing hitam
yang bagus. Celotehan santai tentang “kan yang punya kebun kelapa sawit itu kan
juga orang2 Singapura.” Maka itupun ditanggapi serius oleh pemerintah
Singapura, Perdana Menteri (PM) Singapur sudah meminta data kepada pejabat
tinggi kita siapa saja dan perusahaan mana saja yg terlibat, kalau memang benar
ada orang Singapuranya, mereka sendiri yang akan menyeret ke pengadilan mereka
(karena mereka sudah sangat jengkel dengan bencana asap ini). Bukannya terlalu
memuji Negara tetangga, tapi karena saya sudah terlalu muak dengan para pejabat
yg duduk manja di kursi pemerintahan.
Ayolah jadilah Negara tetangga yang baik. Jangan
asal ngomong santai tentang asap ini. Menyalahkan angin, bersyukur sudah dikasi
udara bersih selama 11 bulan. Oh dangkal sekali sih pemikiran Anda. Akhlak bertetangga yang buruk.
(bagaimana nantinya kalau mau traveling ke Malay atau Singapur? Mau ditaruh
dimana muka saya?) please ibu pertiwiku, lindungi anakmu ini.
Ya Singapura memilih bertahan. Mengatasi masalah yg
menimpa Negara mereka dengan cara mereka sendiri. Mereka sudah tak punya harapan ke Negara kita
yang notabene penyebab asap. Mereka memilih focus mengatasi masalah saja, siap
bertempur dengan asap. Pemerintah negeri Singa ini menghimbau warganya untuk
punya filter udara di rumahnya, melatih warganya menghadapi situasi darurat,
posko kesehatan disiagakan, informasi disebarkan, bahkan data PSI bisa real time. Mereka sudah putus harapan dengan
pemerintah Indonesia.
Mereka hanya 314 PSI, namun pemerintah mereka
habis-habisan melakukan banyak hal, sedangkan kita yang 1000 PSI sungguh
kasihan mereka melihat kita. Kita seakan tidak punya pemerintah yg bisa
melindungi. Pejabat kita malah sibuk nyinyir kepada pemerintah Singapura yg
sudah berniat menawarkan pesawat-pesawat mereka untuk membantu memadamkan api.
Ya penyakit nyinyir itu selalu
menyedihkan.
Oya, sudah selesai belum nonton video klip Earth
Song-nya Michael Jackson? Di akhir cerita.. semua kembali ke sedia kala, badai
angin menghempas permukaan bumi, pohon kembali berdiri tegak, gajah kembali
bangkit untuk hidup kembali dan berlarian, banteng, zebra, gajah, lumba-lumba,
mereka kembali ke simfoni siklus kehidupan mereka, seorang pemuda korban perang
pun kembali hidup, api dan asap dari hutan yang terbakar hilang. Dan bumi-pun
kembali hijau seperti sedia kala. Kalian semua tetap ingin bumi ini hijau kan?
Tetap ingin naik gunung yg hijau juga kan?
Ayo ikut dan sukseskan #IndonesiaDaruratAsap
#IndonesiaTolakAsap #SaveEarth
berikut adalah sedikit kontribusi teman-teman saya dan komunitas saya dalam mendukung aksi #IndonesiaDaruratAsap . kalian juga bisa ikut aksi dalam gerakan ini dengan aplud foto kalian yang menolak asap di semua sosial media kalian dengan hastag #IndonesiaDaruratAsap #IndonesiaTolakAsap
ayo sebarkan aksi #IndneisaDaruratAsap #SaveEarth |
Terimakasih buat dukungannya di sosmed teman-teman |
#IndonesiaTolakAsap |
para mahasiswapun dukung aksi #IndonesiaDaruratAsa |
Sebarkan di semua media sosial kalian, biar
pemerintah tau, mereka sudah sesak dengan asap ini, karena mereka juga saudara
kita.Thank You.
Sumber: MV Earth Song; artikel Tere Liye
search me on Instagram: @ndayumendayu
BBM: 51C29F86
Fb: Ndayu Mendayu
Line: @ndayumendayu