Liqo 2: 4 Oktober 2015
Ahammiyah Tarbiyah: pemahaman
tentang tarbiyah
Tarbiyah secara harfiah berarti pendidikan.
Rasulullah pernah bersabda bahwa pada suatu saat Islam akan
menjadi 70 golongan. Haha mungkin itu ya kenapa teman-temanku kadang bertanya
sama aku: eh kamu Islam aliran apa sih?
Aku: what?! “aliran?” (berpikir sejenak dan ber-oooh)
daripada ribet aq bilang aja,
Aku: aku tarbiyah, kenapa?
Dia atau kamu: haa? Tarbiyah? Apaan tu? Kamu bukannya
Muhammadiyah? Soalnya kamu sering e kayak lebih mirip orang2 Muhammadiyah
daripada NU.
Oke saya jelaskan apa sih tarbiyah itu? Ini pernah aku
tanyakan saat Liqo ke murobbiku, apa itu tarbiyah, kenapa memilih kata
tarbiyah, di saat di lain pihak banyak nama-nama yg “lebih heroik” >;<
kayak Nahdlatul Ulama, Muhhamdiyah, Hibtut Tahrir, Front Pembela Islam,
d-el-el.
Ya tarbiyah adalah pendidikan, sejarah tarbiyah adalah
bermula dari pergerakan di Mesir oleh seseorang yg bernama Hasan Al Banna, di
bawah organisasi pergerakannya yg bernama Ikhwanul Muslimin atau Moslem
Brotherhood. Dipilihkan tarbiyah karena arti pendidikan dipandang adalah sebuah
kata pendekatan yg ramah ke semua lapisan masyarakat. Pendidikan – mendidik,
agar semua orang kembali ke ajaran Islam yg lurus kembali kepada akhlak mulia
sesungguhnya Islam tanpa dilebih-lebihkan. Kembali kepada Islam yg lurus sesuai
sunnah Rasul dan AlQuran.
Tarbiyah adalah pembinaan akhlak. Kita sebenarnya tidak
diberi beban untuk berdakwah kepada non muslim, kita hanya diseur untuk memberi
pembinaan akhlak, saling ingat mengingatkan tentang kebaikan, tentang bagaimana
Islam yg hakiki, tentang betapa kokohnya Islam ini kalau seandainya kita dapat
kembali kepada AlQuran dan As Sunnah.
Dan lain halnya dengan para non muslim (yahudi, Kristen) yg
memang mereka diseru untuk berdakwah kepada non muslim, mereka masing2 individu
diberi beban kewajiban untuk mempengaruhi para muslim untuk mengikuti mereka.
Itulah kenapa yahudi dan Kristen sangat getol untuk berdakwah ke segmen non
muslim. Berdakwah dengan versi mereka tentunya.
Tarbiyah adalah “kesulitan” jangan kau kira mengajarkan
kebaikan itu mudah apalagi kepada orang-orang yg sulit menerima kebenaran Islam
atau yg selalu mengutamakan kebebasan, dan persamaan agama, bahwa Tuhan itu
satu, tapi hanya cara dan jalan untuk menyembahNya saja dari berbagai arah dan
jalan. Sulit ya salah satunya adalah kita akan sangat sulit memberi pemahaman
yg pas di hati mereka (para teman2 kita ini) bahwa agama Islam itu tidak bisa
disamakan dg agama lain. Allah tetaplah yg Esa. Contoh yg lain adalah Liqo,
atau pengajian yg lainnya, tidak semua orang akan dengan dengan senang hati
berangkat ke pengajian, uh berat sekali, kadang rasa malas untuk berangkat Liqo
karena jarak rumah dan tempat liqo jauh sekali dan panas, kadang juga kesabaran
sang murobbi yg diuji untuk mengatasi semua mad’u-nya. Memahami karakter satu
demi satu muridnya, kadang malaspun menyerang para murobi ini, lagi-lagi
tarbiyah itu adalah sulit.
Tarbiyah adalah sarana yg paling baik berinteraksi dg jiwa:
kumpul dan melingkar bareng menimba ilmu dalam liqo, akan sangat nyaman apabila
kita satu jiwa dengan yg lainnya. Hal tersebut tidak akan sama apabila salah
satu dari dua jiwa ini tidak sefrekuensi, missal murobi sudah sangat semangat
memberi materi tetapi si murobi ini memberinya tidak dengan rasa tulus ikhlas
hanya asal semangat saja, maka para muridnya pun tidak akan nyaman. Dan contah
adalah suri tauladan yg baik, apabila seorang murobi telah menjadi contoh yg
baik maka para mad’u pun akan nyaman dengannya dan akan lebih mudah memahami
dan menerima Islam.
To Be Continued ----